Jumat, 25 Juli 2008

Ke Rumah Bu Ayi

Sepanjang perjalanan menuju rumah Bu Ayi, aku membayangkan betapa jauhnya perjalanan guru pengajian kami setiap minggunya atau setiap hari untuk pergi mengajar ke sebuah SMA di kota Bogor. Kami yang menggunakan kendaraan pribadi merasakan jauhnya perjalanan tersebut. Bagaimana dengan Bu Ayi yah, yang setiap hari harus naik angkutan umum?
Oh iyah, Bu Ayi adalah guru liqo atau pengajian kami (cerita selanjutnya aku akan menjelaskan siapa 'kami'). Nah, minggu kemarin kita mendapat kesempatan untuk bersilahturahmi ke rumah Bu Ayi yang baru. Bu Ayi pernah cerita kalo rumahnya sangat 'Mewah' alias 'mepet sawah' hehehe ada-ada aja Bu Ayi.

Kedatangan kita ke rumah Bu Ayi ternyata menyebabkan kemacetan loh... Seperti pejabat penting yang datang huahahaha.. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah memang kita yang menyebabkan kemacetan tersebut. Mobil kita berhenti tepat di depan SMA Cibubulang, pada saat yang sama anak-anak sekolah tersebut ternyata berhamburan keluar dari pintu gerbang sekolah (bukan untuk menyambut kedatangan kita ya, hehehe) tapi memang udah waktunya jam pulang sekolah, dan didukung oleh jalan yang sempit, walhasil terjadilah kemacetan tersebut. Klakson yang terus berbunyi sambung menyambung menunjukkan ketidaksabaran para pengemudi.

Kendaraan kita memang terpaksa berhenti di pinggir jalan yang sempit tersebut untuk menunggu dijemput oleh Bu Ayi. Apalagi tidak ada tempat untuk memarkirkan mobil, di sebelah kiri sawah terhampar dan si sebelah kanan ada sebuah ruko, tapi dilarang untuk parkir, gimana dunk. Akhirnya Bu Ayi sang pahlawan datang, dan dia minta izin untuk memarkirkan mobil di sebuah bengkel. Kemacetan akhirnya teratasi, kendaraan-kendaraan di belakang kita mulai bergerak melewati kita sambil menunjukan wajah yang sebel.

Perjalanan menuju rumah Bu Ayi tidak hanya berhenti di bengkel tersebut, kita harus melanjutkan dengan berjalan kaki. Jalan menuju rumah Bu Ayi memang sempit, hanya bisa dilalui oleh kendaraan beroda dua. Kiri kanan jalan terhampar kebun sayuran, benar-benar suasana pedesaan yang masih sangat alami. Tidak berapa lama akhirnya tiba di rumah Bu Ayi. Seperti kata Bu Ayi, rumahnya 'mewah' alias 'mepet sawah'. Karena rumahnya masih ada tukang yang sedang bekerja, jadi kita semua menuju saung yang ada di sebelah rumah. Di bawah saung tersebut terdapat kolam ikan. Tapi sayang kolamnya agak kering, karena musim kemarau, dan ikan-ikannya pun terlihat merana.

Sebelum pengajian dimulai, ternyata Bu Ayi menghidangkan menu makanan yang sangat menggugah selera. Baby fish goreng yang diambil dari kolam, sambel terasi dan daun singkong rebus yang dipetik dari kebun. Wuenak tenan.... Mual-mual ku langsung hilang. Udah lama aku ga merasakan masakan rumahan. Bu Ayi menyuruhku makan yang banyak, kan buat dua orang (buat ku dan janin yang ada di rahimku).

Setelah makan-makan, kita shalat dhuhur berjamaah, dilanjutkan dengan tilawah, nina membaca sirah nabawiyah, reni memberikan kultum, dan diakhiri dengan taujih oleh Bu Ayi tentang kurusnya ruh.

Siang telah menjelang sore, pengajian yang ditutup dengan tanya jawab telah selesai. Sekarang sudah waktunya kami kembali ke rumah masing-masing. Pengajian kali ini di rumah Bu Ayi sungguh berkesan, apalagi aku dioleh-olehin baby fish goreng, terasi dan daun singkong rebus. Terimakasih Bu Ayi...

Ibrah yang bisa diambil dari perjalanan kami menuju rumah Bu Ayi adalah jangan pernah merasa lelah dan bermalas-malasan untuk melakukan kebaikan. Seperti Bu Ayi yang tidak pernah merasa lelah untuk mengajar kami dan mengisi ruh kami yang kering dengan taujih-taujihnya walaupun tempat yang dituju sangat jauh. Smoga Allah selalu memberkahi perjalanan hidup kita

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Lucky Club Casino Site - Lucky Club VIP
Our VIP experience at Lucky Club provides you with a luckyclub large selection of all the latest and greatest slots, jackpot games, and video poker. We also offer a